Jl. Jenderal Sudirman Lrg. Rambang Nomor 2242 Palembang, Sumatera Selatan Phone 0711 573 6646

PROGRAM USAHA EKONOMI PRODUKTIF

Sriwijaya Plus bekerjasama dengan Kementerian Sosial RI pada Kamis, 19 Oktober 2017 telah menyalurkan bantuan UEP (Usaha Ekonomi Produktif) bagi 50 orang PMKS (Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial) di Sumatera Selatan. Setiap orang mendapatkan bantuan Rp. 5.000.000,- dengan total dana bantuan dari Kemensos RI sebesar Rp. 250.000.000,-. 

Penerima manfaat berasal dari berbagai kabupaten/ kota di Sumatera Selatan, antara lain; Musi Rawas, Lubuk Linggau, Prabumulih, PALI, OKI, OKU, Banyuasin dan Palembang.

Lauching kegiatan ini bertempat di Yayasan Kharisma dan dihadiri langsung oleh Bapak DR. Sonny W Manalu, MM selaku Direktur RSTS Kementerian Sosial RI. Hadir juga dari pihak Dinas Sosial Provinsi Sumatera Selatan dan Dinas Sosial Kota Palembang.

Tujuan dari UEP ini adalah sebagai dana stimulus bagi komunitas yang masih produktif agar dapat memulai usaha. Diharapkan dana ini dapat membantu dari segi perekonomian dan peningkatan kesejahteraan.

Penyerahan bantuan secara simbolis dilakukan langsung oleh Direktur RSTS Kementerian Sosial RI kepada Ketua Yayasan Sriwijaya Plus Rachmat Saleh.

Yayasan Sriwijaya Plus selaku lembaga yang berbasis komunitas akan melakukan pendampingan kepada 50 orang penerima manfaat terkait pertanggungjawaban pelaporan. Usaha-usaha yang diajukan oleh para penerima manfaat antara lain; membuka konter pulsa handphone, warung manisan, jualan parfum laundry, pakan ternak dan usaha kecil lainnya. 

"Akan ada bantuan lanjutan bagi penerima manfaat yang berhasil, yaitu bantuan pengembangan modal usaha dari Kementerian Sosial RI", ujar Direktur RSTS dalam pidato pembukaannya.

Salah satu penerima manfaat, RM mengutarakan akan memulai usaha berjualan dogan. RM berharap usaha ini bisa membantu perekonomian keluarga dan juga tahun depan bisa mendapatkan bantuan lagi dari Kementerian Sosial berupa pengembangan modal usaha.

Ketua Yayasasan Sriwijaya Plus pada saat menyampaikan kata sambutan didepan seluruh penerima manfaat agar dapat mempergunakan bantuan ini dengan penuh rasa tanggungjawab. (matt)





PROGRAM DUKUNGAN SEBAYA



I.      PENDAHULUAN
Yayasan Sriwijaya Plus adalah Implementing Unit Program Dukungan Sebaya bagi Orang dengan HIV-AIDS sejak April 2016 yang meliputi wilayah:
1.       Kota Palembang
2.       Kota Prabumulih
3.       Kabupaten Banyuasin
4.       Kabupaten Ogan Komering Ilir
5.       Kabupaten Musi Rawas

II.    SUMBER DAYA MANUSIA
NO
NAMA
JABATAN
WILAYAH
1
Rachmat Saleh
Koordinator Implementing Unit
Sumatera Selatan
2
Muhammmad Syarifuddin, SP
Pengelola Keuangan
Sumatera Selatan
3
Sandra G, S.Sos
Pengelola M & E
Sumatera Selatan
4
Rudy Muliansyah
Koordinator Pendukung Sebaya
Sumatera Selatan
5
Dedih Diansyah
Pendukung sebaya
Kota Palembang
6
Meiyanti
Pendukung sebaya
Kota Palembang
7
Abdul Robby Pratama
Pendukung sebaya
Kota Palembang
8
Muhammad Joni
Pendukung sebaya
Kota Prabumulih
9
Evan Siswanto
Pendukung sebaya
Kabupaten Banyuasin
10
Wibisono
Pendukung sebaya
Kabupaten Banyuasin
11
Ade Fahrurrozi
Pendukung sebaya
Kabupaten OKI
12
Febi Wulandari
Pendukung sebaya
Kabupaten MURA

III.  Program Kerja Implementing Unit
1.       Fokus Grup Diskusi di 5 Kab/Kota
2.       Pertemuan Kepatuhan ARV untuk Odha baru di 4 Kab/Kota (kecuali Kab. MURA)
3.       Pertemuan Kepatuhan ARV bagi Odha diatas 1 tahun Arv (Kota Palembang)
4.       Pelatihan TB di Kota Palembang
5.       Monitoring dan Evaluasi ke 5 Kab/Kota
6.       Pertemuan Odha tingkat Provinsi
7.       Koordinasi Meeting di tingkat Provinsi
8.       Evaluasi Meeting di tingkat Provinsi
9.       Lost to Follow Up (LFU)
10.   Performance Based
a.       SUFA
b.      OAT
c.       CD4 <350



IV. CAPAIAN PROGRAM DUKUNGAN SEBAYA UNTUK ODHA
SEMESTER
TARGET
CAPAIAN
PERSENTASE
S1 ( APRIL – JUNI 2016)
720
288
40
S2 ( JULI – DESEMBER 2016)
1080
503
46,5
S3 ( JANUARI – JUNI 2017)
1220
746
61,1
S4 ( JULI 2017 )
1760
266
15,1

Telah terbentuk Kelompok Dukungan Sebaya untuk Odha dan Keluarga di 5 Kab/ Kota
NO
NAMA KELOMPOK
WILAYAH
1
Komunitas Odha Mandiri Anti Stigma dan Diskriminasi
Kota Palembang
2
Prabumulih Support Group
Kota Prabumulih
3
Sriwijaya Peduli
Kabupaten Banyuasin
4
Keluarga Satu Jiwa
Kabupaten OKI
5
Musi Rawas Tanpa Stigma dan Diskriminasi
Kabupaten MURA

V.   HAMBATAN DAN TANTANGAN PROGRAM
1.       Sulit mendapatkan rujukan dalam bentuk cap layanan sebagai alat verifikasi Program GF untuk dukungan sebaya untuk Odha
2.       Kerahasiaan atau azas konfidensialitas sering kali menjadi halangan bagi Odha untuk mendapatkan dukungan psikososial
3.       Angka Lost to Follow Up di layanan sangat tinggi
4.       Strategi SUFA belum sepenuhnya diterapkan
5.       Pemahaman petugas medis tentang pengobatan INH sering kali berakibat fatal bagi Odha
6.       PPIA belum tersosialisasikan sehingga banyak kasus HIV Anak karena ketidaktahuan orang tua terkait PPIA
7.       Stigma dan Diskriminasi di beberapa layanan kabupaten/kota (Odha masih sering ditolak dengan alasan kamar penuh)
8.       Kasus Anak dengan HIV-AIDS (ADHA) meningkat, namun belum ada perhatian dan strategi khusus
9.        Alur rujukan BPJS sering menjadi hambatan bagi Odha untuk mengakses pemeriksanaan laboratorium
10.   Belum ada pengobatan Hep-C di Sumatera Selatan

VI. REKOMENDASI
1.       Dinas Kesehatan Provinsi dan Kab/Kota selaku pemangku kebijakan tingkat daerah bisa menekankan pihak layanan melalui surat agar merujuk Orang dengan HIV ke Pendukung Sebaya dan Kelompok Dukungan Sebaya
2.       Pelaksana Program HIV-AIDS, baik dinas kesehatan, layanan kesehatan harus memiliki persamaan persepsi bahwa Pendukung Sebaya bagi Odha harus dianggap sebagai bagian dari sistem Care Support and Treatment di fasyankes, sehingga Odha yang baru tau status bisa mendapatkan dukungan psikososial dan dapat mengurangi angka Lost to Follow Up
3.       Informasi Profilaksis TB (INH) kepada petugas medis harus lebih disosialisasikan
4.       Perbanyak layanan PPIA dan dokter yang berkompeten untuk Layanan PPIA
5.       Koordinasi antar Layanan ART dan Pendukung Sebaya lebih di intensifkan terkait Odha Lost to Follow Up

6.       Isu azas kerahasian klien harus dicari strategi khusus agar dapat mendukung lebih banyak Odha, dibuatkan Nota Kesepahaman antara Layanan Kesehatan dan Pendukung sebaya Odha